Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ini Tempat Anda Berbagi Informasi.
Anda bisa Mengambil Data yang ada selagi Mencamtumkan Tempat Pengambilan.

Rabu, 10 November 2010

Artikel Bukittinggi

Oh Bukittinggi ku
Adlan Sanur

Akhir-akhir ini Kota Bukittinggi menjadi bahan berita yang hangat di media massa. Berita tersebut bukanlah berkaitan dengan acara akbar yang digelar di Bukittinggi. Sebab selama ini Bukittinggi selalu di jadikan event kegiatan baik tingkat Sumatera Barat, Nasional maupun Internasional. Selain kotanya yang sejuk juga Bukittinggi dilengkapi dengan penginapan yang memadai dan objek wisata yang tergolong dekat dijangkau dari segi transportasi. Banyak sekali objek wisata yang bisa di kunjungi di kota Bukittinggi dengan biaya yang murah meriah. Hotel yang dari segi jumlahnya memang banyak terdapat di kota Bukittinggi dari yang standar sampai pada bintang lima.
Berita tersebut adalah tersebarnya photo Siswa SMU 1 Bukittinggi yang dianggap porno, Penutupan Jam Gadang pada hari Penyambutan Tahun Baru 2009 dan peringatan malam Valentine Day yang dilarang diadakan di Kota Bukittinggi oleh Pemerintah Daerah. Hampir semua koran lokal beberapa minggu terakhir ini membincangkan masalah tersebut bahkan berbagai komentar bermunculan di sana sini.
Berita tentang photo siswa ini cepat sekali tersebar. Di situs-situs, media massa dan media lainnya menjadikan berita ini menjadi topic untuk ditangggapi. Photo yang berasal dari iseng saja kemudian jadi tersebar. Orang dimana-mana membicarakan hal tersebut. Pada acara kesadaran Nasional tanggal 17 Februari 2007 Kapolresta juga mengingatkan akan bahaya modernis. Memang dunia semakin modern. Gawatnya, pertukaran trend itu diserap mentah-mentah, tanpa saringan oleh pihak penerima termasuk generasi muda yang ada di kota Bukittinggi dan ini menjadi perhatian bersama.
Adanya poto ini tentu bertolak belakang dengan program yang selalu digembar-gemborkan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi. Beberapa tahun terakhir Kota Bukittinggi tengah gencar-gencarnya melakukan “Pendidikan Berbasis Aqidah”. Pendidikan Aqidah yang tidak hanya slogan tetapi diaplikasikan dari semenjak dari anak usia dini sampai SLTA. Ini terlihat dari diadakannya kurikulum pendidikan berbasis aqidah dan penerbitan buku aqidah serta sekaligus penataran bagi guru-guru yang akan menanamkan aqidah kepada anak-anak. Tapi mengapa pendidikan berbasis aqidah ini seolah-olah tidak ”mankuih” atau bisa melakukan preventif sehingga anak-anak muda aqidahnya semakin kuat. Bahkan sudah disikapi dengan pelarangan siswa untuk memakai HP yang pakai kamera.
Berita yang kedua adalah malam Valentine Day yang sepi diganti dengan acara silaturrahhim atau kunjungan ke Masjid-masjid yang ada di Kota Bukittinggi. Adanya larangan bagi anak muda untuk merayakan malam Valentine Day karena dianggap bukan budaya Minangkabau (baca Islam). Jadilah kota Bukittinggi malam itu seperti kota yang sunyi yang digambarkan seperti kota Madinah. Dan malam itu terjadi penangkapan anak muda yang berlainan jenis pada malam Valentine Day tersebut.
Berita yang tidak kalah hangatnya adalah penutupan Jam Gadang pada malam pergantian tahun atau tahun baru dengan Bendera yang dianggap bendera orang Minangkabau. Walaupun masih ada sekitar 10 bulan lagi tapi sudah disosialisasikan tentang penutupan ini. Akhirnya bermunculan tanggapan dari berbagai pihak termasuk pelaku wisata. Sebab biasanya Bukittinggi sesak penuh termasuk di sekitar Jam Gadang pada malam pergantian tahun baru tersebut. Hotel akan penuh, perekonomian akan jalan dan sektor lainnya akan bisa menikmati. Tetapi lagi-lagi pertanyaannya apakah dengan menutup Jam Gadang masalahnya sudah selesai.
Tentu tidak? Sekali lagi sebagaimana dihantarkan di awal bahwa pengaruh global dan modernisme tidak bisa ditepis dan akan tetap merambah masyarakat kita termasuk generasi muda yang mayoritas beragama Islam. Oleh sebab itu silahkan Pendidikan Berbasis Aqidah tetap dilanjutkan dan dipertahankan, perhatian serius terhadap generasi muda ditingkatkan dan kemasan apik terhadap pengganti malam Valentine Day dan Tahun Baru mari duduk bersama memikirkannya. Kritikan konstruktif yang bermunculan menunjukkan tanda kecintaan orang terhadap kota Bukittinggi kota yang pernah jadi Ibukota PDRI.
Tulisan ini Sudah Pernah di Muat di Harian Haluan Sumatera Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar