Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ini Tempat Anda Berbagi Informasi.
Anda bisa Mengambil Data yang ada selagi Mencamtumkan Tempat Pengambilan.

Rabu, 10 November 2010

Artikel Misionaris

HATI-HATI MISIONARIS
BERKEDOK BANTUAN DI AGAM
Oleh: Adlan Sanur Th

Pemberitaan mengenai misi bantuan berkedok agama bukanlah isapan jempol belaka. Beberapa waktu yang lalu sempat jadi bahan dikusi dan perbincangan di beberapa media. Bahkan ada media local yang menjadikan tajuk utama tentang adanya misi-misi terselubung yang dilakukan oleh lembaga yang “dicurigai” punya maksud-maksud tertenu dalam memberikan bantuan. Tidak sampai disitu saja titik persoalannnya bahkan ada kepala daerah yang geram akibat bantuan yang tidak disalurkan oleh masyarakat karena dianggap ada misi terselubung dari Negara donor yang selama ini banyak melakukan kekejaman dan pembantaian kepada umat Islam di Negara lain.
Memang dari awal banyak yang berpandangan untuk “positif thinking” saja dalam artian bahwa tidak akan ada udang dibalik batu dari setiap bantuan yang diserahkan oleh pihak-pihak asing atau lembaga-lembaga donor/NGO kepada masyarakat yang sedang dirundung musibah (pasca gempa). Memang ada yang mengelak dengan dalih bahwa ketika kondisi masyarakat yang sedang dalam kesulitan persoalan agama jangan dibawa. Artinya jangan ada saling curiga dalam misi bantuan yang diberikan walaupun darimana asalnya. Bantuan misi kemanusiaan ya bantuan kemanusiaan tanpa ada aling-aling untuk melihat dari mana asal, suku, agama, bangsa, ras karena murni hanya sifatnya untuk membantu. Bahkan ada slogan yang dimunculkan yaitu “ Bantuan kemanusiaan yes, misionaris no” terpasang di posko bantuan kemanusiaan yang dibentuk oleh masyarakat.
Perhatian masyarakat memang tidak banyak lagi terhadap adanya misi-misi terselubung yang sedang bergentanyangan ditengah-tengah masyarakat yang ditimpa musibah gempa. Apalagi pasaca gempa dan sudah akan adanya recovery dan rehabilitasi rumah masyarakat. Namun dari sumber yang dapat dipercaya bahwa di kecamatan Malalak Kabipaten Agam ada sejumlah LSM yang “dicurigai” bermaksud untuk mendapatkan lahan tanah. Tentu jadi pertanyaan besar bagi masyarakat untuk apa tanah ini dan bagi siapa peruntukannya. Sebab kalau untuk sarana ibadah tentu ini jadi masalah besar karena di Agam sampai saat ini belum ada gereja sepengetahuan penulis.
Tentu persoalan ini tanggung jawab kita bersama dimana umat juga perlu ditanamkan pencerdasan beragama dengan memberi pemahaman yang benar mengenai ajaran Islam. Keteguhan untuk memegang erat-erat aqidah yang mendarah daging sebagai barang yang berharga. Memang tidak semudah membalik telapak tangan karena persoalan orang untuk betul-betul mampu memegang teguh agamanya sulit sekali. Betullah kata Nabi bahwa kemiskinan dekat dengan kekafiran. Bahkan kadangkala bukanlah hanya persoalan materi bisa saja persoalan kehausan spritual yang selama ini tidak didapatkan dari kelompok/aliran lama yang dipegang juga membuat pemeluk agama Islam terkesima dengan masuknya ajaran(baca agama) lain.
Munculnya bantuan dalam bentuk motif dan corak yang beragam seakan membuat masyarakat untuk selalu waspada. Bukankah mencgah lebih baik daripada sudah terjadi. Peran dari berbagai lembaga keagamaan, para muballigh dan pemerintah bersama-sama mengadakan pemahaman akan kesabaran menghadapi musibah disertai dengan mengadakan tindakan preventif dengan selalu membekali keluarganya dengan nilai-nilai agama Islam sangat diperlukan. Perlu diberikan pencerahan kepada masyarakat yang ditimpa musibah bahwa walaupun bantuan didapatkan namun kalau Allah tidak ridha bisa saja datang bencana yang lebih besar. Semoga saja tidak akan terjadi.
Tulisan ini Sudah Pernah di Muat di Harian Haluan Sumatera Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar