Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ini Tempat Anda Berbagi Informasi.
Anda bisa Mengambil Data yang ada selagi Mencamtumkan Tempat Pengambilan.

Rabu, 10 November 2010

Artikel Sosialisasi

Sosialisasi atau Kampanye
Oleh Adlan Sanur Th

Pemakaian istilah sosialisasi yang dipakai oleh penulis di atas, tidak dengan istilah kampanye untuk memberikan makna bahwa kampanye belum dimulai tahapannya oleh KPU. Karena mengenai penjadwalan Pemilu Kada belum jelas sampai saat ini.
Sekaligus belum tentu orang yang bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat identik dengan kampanye. Secara kasat mata tampak akhir-akhir ini banyak sekali kegiatan yang dilakukan para tim sukses untuk mengenalkan calon yang akan diusungnya dalam pemilihan kepala daerah 2010 yang akan dilaksanakan.
Sosialiasi tidak hanya terfokus serta penting kepada masyarakat pemilih namun juga kepada pengurus partai politik yang menjadi kenderaan mengusung sang pengantin (baca calon).
Di satu sisi sosialiasi bermaksud untuk mengenakan visi dan misi awal dari sang kandidat. Di sisi lain juga menampung aspirasi serta masukan yang selama ini belum tersalurkan. Jadilah sosialisasi ini menjadi ajang memberi bantuan bahkan memberikan solusi alternatif dari persoalan yang dihadapi masyarakat.
Agak susah memang membedakan antara sosialisasi dan kampanye. Beda-beda tipis. Ibarat dua sisi dari mata uang logam. Tidak terpisahkan antara keduanya. Bisa saja kampanye sekaligus masuk sosialisasi dan sosialisasi tapi maksudnya untuk kampanye kalau nanti jadi diusung oleh partai politik atau melalui calon independen.
Apalagi bagi calon incumbent. Maksud hati hanya melaksanakan tugas rutin sebagai kepala daerah namun dipahami masyarakat untuk mempromosikan diri. Jadi terpaksa mesti berpandai-pandai membawakan.
Walaupun semua itu tergantung niat. Sebab menurut Hadis Rasululullah bahwa setiap amal seseorang dilihat dari niatnya. Tulus semata-mata tanpa pamrih. Atau ada udang dibalik bakwan. Dengan maksud sekali merangkuh dayung dua pulau terlampaui. Supaya tetap punya kepribadian yang baik dimata rakyat atau masyarakat.
Jika memang bermaksud untuk promosi diri sekaligus, maka tidak salah kemudian didapati banyak para calon kandidat walikota dan bupati yang mencari-cari massa yang sedang berkumpul. Kasak kusuk tanya sana sini ada tidak acara yang bisa dihadiri.
Para masyarakat juga semakin cerdas mumpung mau pemilihan kepala daerah dimanfaatkan saja dengan cara membuat kegiatan yang mengundang para calon-calon kepala daerah. Bagi masyarakat lain juga dianggap ini acara panenan sekali lima tahun sehingga ada yang jadi makelar acara. Bikin proposal buat acara yang ramai dan datangkan calon kepala daerah.
Apa mau sosialiasi atau kampanye bodoh amat. Visi dan misinya bagaimana tidak mau tahu. Yang penting ada sedikit untuk konsumsi tambah trasportasi serta beli pulsa udah cukup. Pandangan ini muncul bagi makelar acara.
Ironis memang, masyarakat hanya jadi objek permainan. Habis pemilihan selesai semua janji serta solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat hilang ditelan bumi. Sosialiasi hangat-hangat dilakukan tak lebih tak kurang hanya menjelang pemilihan dilakukan. Habis manis sepah dibuang.
Calon kepala daerah juga berkelit bahwa semua yang dilakukannya juga mesti punya modal. Tidak ada yang gratis. Tidak ada makan siang yang gratis. Wajar kemudian ketika pemilihan sudah selesai Ia juga kembali mengumpulkan modal untuk pemilihan yang akan datang. Semoga saja pandangan penulis ini tidak begitu yang terjadi. Sosialisasi memang betul-betul untuk membantu masyarakat. Kampanye nanti sesudah ada tahapannya (baca jadwal)*** Tulisan ini Sudah Pernah di Muat di Harian Haluan Sumatera Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar