Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ini Tempat Anda Berbagi Informasi.
Anda bisa Mengambil Data yang ada selagi Mencamtumkan Tempat Pengambilan.

Senin, 08 November 2010

Artikel Tim Ramadhan

Tim Ramadhan: Kepentingan Politik atau Umat?
Adlan Sanur Th, M.Ag
Dosen dan Staf P3M STAIN Bukittinggi

Tim Ramadhan menjadi sangat populer seiring dengan masuknya bulan Ramadhan. Tim ini biasanya terdiri dari elemen yang ada di setiap tingkat apakah propinsi atau kota/kabupaten bahkan kecamatan. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh berbagai elemen seperti organisasi social kemasyarakatan, Instansi Pemerintah, Organisasi kepemudaan tidak ketinggalan termasuk parta-partai politik hingga sekolah-sekolah.
Sebelum masuknya bulan puasa tim sudah dibentuk dan dipersiapkan oleh lembaga yang akan melaksanakan kegiatan ini. Biasanya selalu dibentuk panitia tim Ramadhan untuk membagi tim, menentukan lokasi masjid yang akan dikunjungi, anggota tim yang akan berangkat, waktu pelaksanaan kunjungan, dana atau kenang-kenangan yang akan diberikan ke tempat/masjid kunjungan, ustaz yang akan berceramah dan seluruh tetek bengek yang akan menyangkut hal-hal- demi kesuksesan acara tim Ramadahan tersebut.
Tentu yang sibuk tidak ketinggalan pengurus Masjid/mushalla atau elemen yang terkait dengan yang akan mengunjungi di lokasi itu. Mereka akan mengadakan persiapan penyambutan baik dari warga masyarakat, alim ulama, cerdik pandai setempat hingga aparat pemerintahan yang alur jo patut untuk wajib hadir pada kunjungan tersebut. Yang tidak bisa ketinggalan juga persiapan makanan ringan alakadarnya waktu kunjungan.
Safari Ramadhan merupakan program lama dari pemerintah tempoe doeloe. Pada masa orde baru ketika Harmoko menjadi Menteri Penerangan kegiatan ini menjadi agenda tahunan. Hal ini yang dilakukan sampai sekarang. Pelaksanaan tim ramadhan yang dilakukan oleh tim manapun pada intinya hampir sama dengan melakukan kegiatan perkenalan tim oleh ketua tim sekaligus menyampaikan maksud kedatangan ke Masjid atau mushalla tersebut.
Intinya memang ada yang silaturrahim, ada menerima atau meminta masukan kalau dari tim Ramadhan pemerintah atau bisa saja penyampaian informasi penting kalau dari organisasi social kemasyarakatan, kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama yang biasanya sudah dipersiapkan pada anggota tim lalu pemberian bingkisan dari tim dan diakhiri dengan kata-kata sambutan dari pengurus masjid. Bedanya kalau dahulu kesannya lebih banyak mempromosikan partai tertentu kalau tim Ramadhannya dari pemerintahan. Jadi paradigmanya agak sedikit tampil beda.
Lalu apa sebenarnya substansi atau esensi dari kegiatan tim Ramadhan dilakukan? Apakah karena sudah dianggarkan dalam APBD dananya? Ataukah untuk betul-betul menjemput aspirasi masyarakat sekaligus silaturrahim?. Ataukah karena sudah tuntutan agenda program kerja organisasi? Ataukah karena sudah menjadi kegiatan tahunan atau rutin? Ataukah karena PEMILU sudah semakin dekat termasuk PILKADA jadi sekaligus untuk sosialisasi diri kalau bisa ya promosi. Masyarakat sering mengeluarkan statemen jangan-jangan kegiatan ini hanya menghambur-hamburkan uang kalau sasarannya tidak tepat. Jangan-jangan momen bulan puasa ini dengan adanya Tim Ramadhan jadi ajang promosi atau kampanye.
Kecurigaan tentu ada namun kita berbaik sangka bahwa Safari Ramadhan merupakan juga sebagai ajang ibadah dalam rangka mensyiarkan bulan Ramadhan. Apalagi bulan Ramadhan ini merupakan bulan ampunan, rahmat dan berkah. Mudah-mudahan dengan menjalin silaturrahim, saling kunjung mengunjungi akan terjalin rasa ukhwah Islamiyah. Tetapi ada juga yang bertanya mengapa hanya bulan Ramadhan/puasa saja seperti tim Ramadhan pemerintah hanya datang dan untuk meminta informasi-informasi setiap tahun pada informasi yang sama. Ada yang jawab secara kebetulan saja mumpung bulan sedang puasa momentum ini bisa digunakan.
Ada asumsi atau persepsi sebahagian masyarakat yang agak sedikit sinis bahwa kedatangan tim Ramadhan hanya mengganggu ketenangan masyarakat ketika melakukan qiyamullail atau shalat tarawih. Sehingga mereka beranggapan kedatangan tim Ramadhan tidak diperlukan. Bahkan ada diantara masyarakat yang tidak datang ke Masjid atau tarawih malam kedatangan tim ini. Sebab kesannya Tim Ramadhan ini hanya mengantar sumbangan, ajang promosi, janji-janji semata dan sering sekali tim Ramadhan ini menyita waktu masyarakat sehingga menimbulkan kebosanan tersendiri yang esensi mau beribadah malam itu karena hanya diisi dengan banyaknya kata sambutan. Kalau ini berlangsung selama ini alangkah sangat disayangkan.
Tim Ramadhan yang banyak menghabiskan dana baik untuk operasional tim maupun untuk sumbangan lainnya hanya menghasilkan sia-sia. Setiap tahun diadakan safari Ramadhan namun masyarakat tentang punya pandangan yang sama kalau paradigma dan perbaikan Tim Ramadhan tidak diperbaiki oleh setiap orang yang terlibat dalam hal itu mungkin saja seluruh lapisan masayarakat.
Pada pihak pemerintah jangan pernah berpikir yang penting dananya dianggarkan, ada absent diisi, SPPD dan niat-niat lainnya, tanpa pernah dievaluasi apakah sasaran sudah tepat dan informasi atau saran-saran dari masyarakat ketika tim turun ke Masjid/mushalla tidak memberikan jawaban lipstick semata apalagi dibumbui janji-janji. Tapi kalau memang jelas sasaran dan keinginan dalam rangka pencerahan umat alangkah mulia dan cerdasnya ide serta ikut serta mengadakan Tim Ramadhan ini. Kegiatan ini tidak hanya pada bulan Ramadhan mungkin saja safari bulanan atau triwulanan. Akhirnya masyarakat pun juga merasakan bahwa kedatangan Tim Ramadhan akan memberikan pencerahan sekaligus ada solusi untuk kepentingan mereka dalam suasana keperihan hidup yang sedang melanda. ***
Tulisan sudah Pernah di Muat di Harian Singgalang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar