Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ini Tempat Anda Berbagi Informasi.
Anda bisa Mengambil Data yang ada selagi Mencamtumkan Tempat Pengambilan.

Rabu, 10 November 2010

Artikel Da'i

Da’i dan Bukittinggi
Adlan Sanur

Kesadaran dan panggilan untuk berdakwah sudah terjadi dan dimulai sejak zaman dahulu. Dakwah yang pertama itu dimulai dari sejak zaman Rasulullah SAW sampai dengan masa pertengahan. Sebab Muhammad sebagai utusan Allah juga berfungsi sebagai seorang penda’i. Mengajak manusia dari alam kegelapan kepada alam yang terang benerang. Memang untuk melihat kepemimpinan umat Islam yang memajukan peradaban umat manusia, maka dakwah Islam tidak bisa dilupakan sejarah.
Secara historis sosiologis, baru pada abad sekarang ini umat Islam sadar bahwa Islam benar-benar tertantang memasuki panggung dakwah berskala global, yang antara lain disebabkan oleh revolusi teknologi transportasi dan komunikasi. Ketika sistem informasi dibantu satelit, seluruh bumi menjadi kecil. Dalam waktu yang bersamaan kita dapat memperoleh informasi dan gambar tentang peristiwa yang terjadi di belahan bumi. Dunia memang semakin modern dan maju. Peralatan yang dipakai manusia semakin canggih. Inilah yang oleh orang banyak menyebut era teknologi.
Manusia semakin mudah menggapai keinginan-keinginan dengan bantuan teknologi, khususnya teknologi komunikasi seperti televisi, radio, internet, telepon, faksimili, SMS dan media lainnya. Selanjutnya pada zaman ini bukan hal yang sulit untuk memindahkan atau bertukar budaya. Waktu dan jarak bukan lagi halangan. Berkomunikasi dengan manusia di belahan bumi lain bisa dilakukan secara langsung. Apa yang menjadi trend belahan bumi utara bisa saja sekejap langsung diikuti orang-orang di belahan bumi selatan. Bumi seolah menjadi kecil. Hari ini dia berada di negara A dan besoknya sudah berada di negara lain.
Menurut seorang Futurolog terkemuka asal Amerika Serikat, John Naisbit, era global serba teknologis seperti sekarang ini sering disebutnya dengan ” global lifestyle” telah merambah kemana-mana termasuk sampai ke kota Bukittinggi. Tidak bisa ditepis peradaban di belahan bumi manapun akan terimbas oleh percepatan perubahan budaya global yang membawa pada apa yang disebut The Boundlessof The World (Dunia tanpa batas). Akselerasi tampaknya merambah begitu cepat di hampir semua aspek kehidupan, tak terkecuali di negara-negara Muslim sekalipun. Budaya global yang mengalami perkembangan amat dakhsyat adalah: food, fashion dan fun ( makanan, pakaian dan hiburan).
Maka posisi berdakwah yang dilakukan oleh para “Da’i” punya peranan yang sangat strategis dan penting. Apalagi kalau berbicara tentang kota Bukittinggi. Kota kecil namun punya nuansa ke khasan keagamaan sekaligus kota yang banyak dikunjungi tamu baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Di sisi inilah para pendakwah lokal Bukittinggi berfungsi membentengi umat dari kehancuran dan pertautan budaya lokal dengan budaya yang masuk ke kota Bukittinggi.
Sudah tentu para ustaz, muballigh, buya dan panggilan keagamaan lainnya akan mendapatkan ketenangan dan kenyamanan dalam berdakwah bila ditopang oleh seluruh stakeholders yang ada di kota Bukittinggi. Tetapi mengapa dalam persoalan Askes untuk da’i saja menjadi buah pembicaraan pada waktu lalu. Padahal persoalan askes hanyalah persoalan kecil yang tidak penting untuk diributkan dan sangatlah memalukan apalagi memasuki kawasan keagamaan yaitu askes untuk para da’i.
Penulis yakin bahwa keinginan atau niat baik pemerintah adalah untuk membantu para da’i merupakan suatu ketulusan dalam mengangkat nilai-nilai agama dengan memuliakan para d’i kota Bukittinggi. Pada sisi lain penulis lebih yakin bahwa para da’i bukanlah orang yang mau meletakkan tangannya di bawah hanya demi askes. Apalah arti askes dibandingkan dengan perjuangan dakwah yang telah mereka berikan dengan peningkatan pengetahuan untuk umat.
Persoalan askes sudah berlalu, namun ke depan bagaimana antara pemerintah dan da’i untuk sejalan. Seayun selangkah dalam membentengi umat dari persoalan yang semakin menggurita. Semoga. ***
Tulisan ini Sudah Pernah di Muat di Harian Haluan Sumatera Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar